Tangerang-AR, Rabu, 9 Juli 2014 telah
berlangsung pesta demokrasi yang dilaksanakan 5 tahun sekali untuk memilih
pemimpin baru bagi rakyat Indonesia. Pemilu pilpres kali ini pun mencuri banyak
perhatian masyarakat, digadang-gadang pemilu pilpres ketiga yang diadakan ini
lebih meriah dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, hal ini dikarenakan hanya
ada dua pasang kandidat capres dan cawapres yang bertarung di pemilu pilpres
kali ini. “Pemilu kali ini sudah bagus,
wajar kalo ada kekurangan. Pemilu kali ini beda calon, karena cuma ada dua
calon” ujar Andre Maulana selaku Security BNI, minat masyarakat untuk
mengikuti pilpres tahun ini sangat tinggi dan menarik banyak perhatian berbagai
pihak, karena masyarakat terbagi menjadi dua kubu yang mendukung kandidat-kandidatnya
masing-masing. Meski begitu, didit selaku warga berpendapat pilpres kali ini
tetap berjalan dengan tertib “pemilu
tahun ini tertib walau banyak pro dan kontra atau konflik” ujarnya. Meski
begitu, rakyat mengharapkan pemilu yang damai dan tidak terjadi kerusuhan.
Namun keadaan memanas kembali ketika hasil quick count dari beberapa Lembaga
Survey menyatakan hasil yang berbeda-beda, beberapa Lembaga Survey seperti
Kompas menyatakan bahwa pasangan Jokowi-JK nomor urut 2 memenangkan pilpres
namun Lembaga Survey yang lain seperti LSI memenangkan pasangan Prabowo-Hatta
nomor urut 1. Dengan adanya hasil quick count yang berbeda, Bapak SBY
menghimbau kepada masyarakat untuk menunggu keputusan resmi dari KPU pada
tanggal 22 Juli 2014.
Setelah KPU
mengadakan rekapitulasi hasil pemilu pilpres pada 22 juli 2014, KPU mendapat banyak
tuduhan atas kecurangan dalam pilpres kali ini. Namun, KPU tetap menjalankan rekapitulasi yang
hasilnya adalah memenangkan pasangan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil
Presiden untuk lima tahun mendatang. Masyarakat dihimbau untuk menerima apapun
hasilnya dan tidak menimbulkan keributan dalam bentuk apapun. Meski begitu, masyarakat
tetap menaruh harapan kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih
“kita ingin kedepannya bagus, meski tugasnya
menjadi gubernur belom beres jadi sedikit ragu. Tapi kalo Jokowi bisa sukses
membuktikan jadi presiden ya rakyat
dapat menaruh harapan dan percaya” ucap Pak Abdul warga sekitar. Hasil yang
dikeluarkan oleh KPU menuai hasil tidak puas dari pasangan Prabowo-Hatta,
mereka mengklaim bahwa banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh KPU dan
Bawaslu yang dilakukan secara terstruktur, masif, dan sistematis "
ditunggu hasilnya, siapapun yang menang
lebih baik tidak ada polemik” jawab Andre Maulana ketika ditanyai mengenai
sengketa pilpres. Masyarakat tetap mengharapkan hasil terbaik dan menyerahkan
masalah ini ke badan hukum yang berwenang
“masalah
sengketa saya tidak bisa memberi gambaran, biar yang berwenang yang mengurus
masalah apapun yang dihadapi, harapannya biar tetap aman” ujar Didit warga
sekitar.
Terlepas dari
sengketa pemilu yang berlangsung, masyarakat tetap berterima kasih kepada Bapak
SBY sebagai Presiden yang telah menjabat sebagai pemimpin negara selama dua
periode. Masyarakat merasa banyak hal yang telah diberikan oleh Bapak SBY
selama menjabat, diluar masalah yang terjadi di dalam kabinetnya, meski begitu,
masyarkat masih merasa kurang puas dengan kinerja SBY “walaupun
ada perubahan pas SBY menjabat. Tapi, Pak SBY kurang tegas, jadi Pak Jokowi
harus lebih tegas. Pak SBY juga kalo ada masalah langsung turun tangan”
ucap Pak Abdul selaku warga sekitar. Andre Maulana menambahkan “pak SBY 5 tahun pertama bagus dalam segi
pembangunan. Tapi kesini-kesini korupsinya banyak dari intern, perubahan
sedikit di periode 2”. Dengan banyaknya polemik yang ada selama pilpres
masyarakat tetap mengharapkan siapapun Presiden selanjutnya tetap memperhatikan
rakyat “harapannya lebih memperhatikan rakyat. BBM jangan sampai naik, kalo
naik rakyat kecil susah karena harga sembako naik. Pembangunan ditingkatkan dan
transportasi pribadi dikembangin” sambungnya. Semoga apapun hasilnya nanti
adalah hasil yang baik bagi rakyat Indonesia “harapannya rakyat makmur, aman. Siapapun presidennya” ujar Didit.
Seperti apa yang dikatakan Pak Jokowi pada saat pidato kemenangannya “Kita bukan 1 atau 2 tapi kita 3! Persatuan
Indonesia”. (ulfa. o & fifah)